welcome to my life...

Saya ucapkan terimakasih buat yang rela berkorban waktu dan pulsanya bahkan harga dirinya demi mengunjungi blog saya,berarti anda termasuk orang yang ruar biasa karena mau berkorban segalanya demi membaca tulisan-tulisan saya,saya sangat salut dengan anda, dan saya doakan anda segera insyaf.....:)


Thursday, July 8, 2010

An uniquely exoticism history….2


Bukan maksud nyaingin keunikan singapura atau eksotisnya afrika, tapi kisah sahabat-sahabat SMA saya dulu jauh lebih bernilai dibanding kedua tempat tersebut….

Chapter two- preman gadungan vs preman beneran

Sudah saya jelaskan tadi dengan gamblang bagaimana tampilan saya waktu SMA, hitam mencekam, kesan angker segera terasa begitu melihat untuk pertama kalinya dan aura urakan begitu terasa. Jadi waktu itu saya PD aja, ga bakalan deh ada yang mo macem-macem sama tampang ginian. Yang ada juga saya paling dikira tukang bangunan yang kesasar disitu. Tapi hipotesis maha dahsyat saya segera terbantahkan begitu saya mulai berjalan menuju kelas setelah selesai upacara dihari yang sama saya menemukan teman sebangku saya pertama kali yang bernama lukman. Saya berjalan beriringan menuju kelas 1D dengan sesosok orang yang menurut saya pendekar tulen, bukan, bukan seperti wiro sableng atau si buta dari gua hantu ataupun monyetnya yang pandai silat dan akting di telepisi. Tapi bener-bener pendekar alias pendek tapi kekar. Dia menghampiri saya dan berkata,

“1D ya mas?” sambil tersenyum menggoda namun yang terlihat malah sangat menakutkan dan menyiutkan nyali setiap orang yang melihatnya, hati saya pun sempat keder dibuatnya. Indera penglihatan saya mendefinisikan bahwa teman baru yang ada di hadapan saya ini tampangnya sangatlah sangar, berkesan pemberani, tangguh dan handal di segala medan selain itu irit bensin pula seperti iklan sebuah mobil sejenis jeep yang sering tampil di tipi. Andai saja dia memakai high heel setinggi 20cm yang disembunyikan di dalam celana panjangnya pastilah saya akan lebih santai menghadapinya dan tidak terlalu tegang dibuatnya ,karena dengan tinggal menundukan wajah saya aja, saya udah bisa memalingkan mata saya dan tidak mendapati secara langsung tatapan matanya, na kalo ini,saya menunduk malah semakin terlihat jelas pandangan matanya yang tajam menusuk-nusuk karena porsi tubuhnya yang memang agak hemat. Saya pun jadi salah tingkah, mau menunduk seram dengan tatapanya tapi kalo mendongak juga semakin merasa bersalah karena takut dianggap sombong dan menantang teman baru saya ini. Jelas aja kedua opsi diatas tidak saya pilih dengan alasan keselamatan diri saya, akhirnya sambil memalingkan wajah kekanan dan kekiri saya pun menjawab,
“iya, mase juga to? Tapi kok dari tadi saya ga liat mase pas waktu upacara?saya charis mas”. Sambil saya mengulurkan tangan dengan sisa-sisa keberanian saya yang masih ada untuk mengajaknya bersalaman seperti hal yang biasa dilakukan banyak orang di Indonesia ketika kali pertama bertemu. Satu hal yang terbersit di pikiran saya kala itu yaitu,ni orang mesti bukan dari kota, terlihat jelas dari keramahanya dengan memakai kata panggilan “mas”.
“aku joko, tadi aku berdiri di barisan depan kok ris. Kamu dari SMP mana?”.kali yang kedua ia berkata sudah menanggalkan kata “mas” dan mengantinya dengan akhiran kata nama saya, mungkin ini dilakukanya untuk menutupi keluguan dan kepolosannya serta menampilkan kembali kesan kesangaranya. Saya pun mulai mengimbanginya.
“oh didepan to jok, pantes tadi belom sempat kenalan, oiya aku dari SMP 9,kamu?” dalam hati saya sempat berpikir, seharusnya saya ga menekankan hal krusial dan sensitif semacam tadi. Sudah tahu bahwa postur tubuhnya sangatlah hemat ketika digambar diatas kertas dengan skala sebenarnya atau dalam bahasa mudahnya berarti kesempatan dia untuk menikmati berdiri dibarisan belakang pada waktu upacara sangatlah sulit dan dikatakan hampir mustahil kecuali teman-teman sekelas semacam Abi, sakti, gandung, aqua, dan lukman yang telah saya kenal sebelumnya saat upacara berlangsung,  tidak masuk sekolah secara berjamaah, barulah kesempatan itu ada, namun itupun menurut saya dia masih harus berjuang dengan keras menghadapi teman-teman yang lain yang juga bernasib hampir sama termasuk saya. kemudian si mas menjawab.
“aku SMP 1 dan 5” begitu jawabnya, sangat ringkas, padat dan membingungkan.
“o,pindahan smp 1 ya?berarti kenal sakti dong,tu yang duduk di deket jendela sama siapa itu yang teman sebangkunya juga dari SMP 1 juga kok” seraya tangan saya menunjuk 2 sosok makhluk yang sangat kontras penampakannya namun seirama dalam hal penggunaan branded product  yang melekat ditubuh keduanya yang menandakan mereka berada jauh diatas kasta saya,sudra. Yang satu begitu cool sampe kayak kembang kul, dengan kacamata bulat ber-frame item, badan kurus tinggi dengan rambut lurus tidak terlalu panjang dan cenderung rapi yang membuat orang lain bertemu denganya pertama kali pasti berpikir begitu miripnya ia dengan harry potter, sampe – sampe waktu pertama kali berkenalan dengannya, saya penasaran ngeliat jidatnya dan…omygot,bener ada goresan yang sepintas mirip hasil karya YOU-KNOW-WHO (maaf saya ga bisa nyebut namanya disini, bukanya takut tapi ga tau ejaannya aja), tapi setelah saya pastikan dengan meliriknya bekali-kali ternyata goresan di jidat teman saya itu hasil karya jerawat iseng yang lagi tumbuh dengan suburnya. Beda sakti, beda pula dengan teman sebangkunya, yang belum sempat kenalan karena melihat posturnya, keliatannya teman saya yang satu ini satu fase sama joko yaitu fase telat tumbuh kembangnya maka berada di barisan depan waktu upacara tadi. Tampang mengingatkan legenda penyanyi  rock n roll amerika yang super duper digilai banyak cewek, rambut lebat agak bergelombang dibelah pinggir, alis mata tebal dengan pandangan tajam khas pemikir cerdas merupakan definisi yang tepat bagi teman sebangku sakti ini.
“o, itu Daniel ris, tadi aku uda kenalan kok, kalo sakti malah belom sempet”. Saya dalam hati mengiyakan jawaban joko, berarti benar dugaan saya, mereka sefase sehingga berdiri di depan dan menjadikan saya belom sempat kenalan. Saya sempet bersyukur, untung aja ada ditengah2 jadi bisa kenalan lebih banyak, walau sebenernnya ni tinggi juga ga melampaui tinggi pohon cabe.
“lhoh kok kenalan jok,katanya dari SMP 1 trus pindah ke SMP 5? Satu SMP mosok gak kenal to?”. Tumben juga meluncur pertanyaan cerdas dari mulut saya.
“hehe,nggak ris aku dari SMP 15 kok, nih badge(dibaca:Bet) saya”. Ya ampun baru aja aku diberikan lukman mengenai jurus rahasia turunan para leluhur kademangan fajar indah yaitu mengenai hal mengetahui asal usul dan nama dari seseorang melalui seragamnya, ternyata saya sudah lupa. Bener - bener payah nih memori. Tapi yang saya heran, kalopun memori saya lemah, kenapa kulit saya tetap hitam??kenapa??! kenapa kulit saya ga kelupaan menenteng kemana-mana pigmen itemnya?kalo lupa kan bisa jadi putih…kenapa juga ga kelupaan melepas wajah dan mengambil wajah ben Affleck?? huh,,memprotes memori saya sangatlah sia-sia dan menghabiskan tenaga.
“asemik, smp 15 to jok, bisa aja kamu nglucunya,btw kamu sebangku sama siapa?”. Perasaan klop dengan joko mulai mendera batin saya, karena dengan sama-sama mempunyai modal tampang preman, kalo berduet nih kelas pasti akan tunduk pada saya, begitu pikir saya kala itu dengan tersenyum licik.
“itu ris duduk di belakang, belom ada temennya. Paling sebentar lagi juga dapet kan belom pada masuk semua.” Pikiran licik saya makin menggebu-gebu untuk duduk sebangku dan berduet dengan joko menguasai kelas 1d seisinya Tapi bagaimana dengan lukman yang sudah terikat dengan saya melaluii perjanjian suci dibawah pohon beringin waktu upacara tadi??
Akhirnya setelah beberapa lama saya dan lukman seranjang, eh semeja terjadilah reshuffle teman sebangku secara besar-besaran di kelas 1d, akhirnya kamipun pisah secara baik-baik dan urusan harta gono-gini serta hak asuh terhadap posisi tempat duduk yang kami tempati selama ini saya berikan kepada lukman yang telah mempunyai pasangan baru yaitu topan. Kemudian saya pindah dengan joko mencari rumah, eh meja baru di barisan utara dekat jendela.


masi bersambung....

No comments:

Post a Comment